Minggu, 09 September 2012

Ingin mengurangi efek pemanasan global?, Yuk konsumsi hasil pertanian tropika

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog IPB Blogging Day 2012
Pertanian tropika merupakan pertanian di iklim tropis dengan tanaman asli dari iklim tropis tersebut atau dengan tanaman lain yang sudah di kultifar agar bisa berkembang dengan baik di iklim tropis. Nah, indonesia menjadi salah satu negara dengan iklim tropis yang saat ini juga sudah mulai mengembangkan pertanian tropika, dan IPB menjadi salah satu universitas yang menggagas berkembangnya pertanian tropika di Indonesia. Dalam tulisan ini saya tidak menulis panjang lebar tentang pengertian pertanian tropika tetapi lebih kepada pandangan saya terhadap potensi pertanian tropika dalam pengurangan efek pemanasan global yang dihasilkan oleh emisi gas buang.
Saya sudah gerah mendengar pemberitaan tentang impor bahan2 pertanian dari luar negeri. Mulai dari gula, kedelai, bahkan sampai beras pun kita harus mengimpor. Memangnya, lahan pertanian di Indonesia kurang luas ya??. Saya rasa tidak, hanya saja pemerataan pembangunannya yang belum merata. Masih terpusat di pulau Jawa, padahal pulau-pulau lain masih luas lahannya untuk ditanami produk pertanian. Baiklah, soal kebijakan agraria negeri ini kita serahkan saja pada ribuan sarjana pertanian yang lulus dengan sangat memuaskan dan cumlaude. Semoga sarjana-sarjana itu tidak malu mamanggul gelar Sarjana Pertanian nya ketika rakyat di negerinya masih harus mengimpor ini itu.
Melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan sesuatu yang pernah saya baca dari sebuah buku, mungkin sudah banyak juga orang membaca hal yang saya baca. Didalam tulisan tersebut, disebutkan bahwa ternyata kegiatan ekspor impor memberikan sumbangan emisi gas buang dalam jumlah besar. Tidak hanya itu, melalui kegiatan ekspor impor, sekian barel bahan bakar juga tercecer di perjalanan lintas negara. Saya sempat terpikir, jikalau kegiatan ekspor impor itu dikurangi, tentunya akan mengurangi efek pemanasan global dari emisi gas buang dan bahan bakar. Tidak masalah toh ketika kita harus mengonsumsi gula dari kebun tebu di Jawa Timur, apa umur kita akan bertambah sehari ketika kita lebih merasa 'keren' untuk mengonsumsi hasil pertanian impor dari benua sebelah??
Saya tidak bermaksud menyampaikan ketidaksetujuan tentang ekspor impor hasil pertanian, toh itu sudah menjadi kesepakatan antar negara dalam menjalin relasi dengan negara lain. Saya hanya memberikan pernyataan bahwa dengan mengurangi konsumsi hasil pertanian impor dan lebih memilih produk pertanian tropika dari Indonesia atau di negara-negara tropis yang masih dekat dengan Indonesia akan berpotensi pada pengurangan efek pemanasan global. Selain itu, dengan menghargai kerja keras petani dan inovator pertanian indonesia, akan menumbuhkan semangat bagi mereka untuk memberikan hasil pertanian tropika terbaik untuk kita. Maka dari itu, kita harus membuktikan kecintaan kita pada lingkungan dengan menghargai hasil pertanian tropika indonesia, kita harus menghargai kerja keras pejuang pertanian indonesia demi kemaslahatan perut kita bersama.

http://repository.ipb.ac.id/ dan http://humas-protokoler.ipb.ac.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar