Selasa, 07 Agustus 2012

Surat cinta untuk Desa Banjarsari

Cinta itu sederhana, sesedarhana kehidupan Pak Kades dan keluarga.
Cinta itu sederhana, bisa datang dr sepiring mi goreng, makanan pertama kami di desa ini.
Cinta itu sederhana, dia datang dr setoples kerupuk keni, sepiring perkedel kentang, atau porsi besar bakwan.
Cinta itu sederhana, dia datang dr timbangan biru yg membuat hati kami haru biru setiap kali menaikinya.
Cinta itu sederhana, dia jg datang dr motor plat merah yg sering kami pakai untuk membeli galon.
Cinta itu sederhana, dia datang dr laptop merah pak sekdes, mesin tik Pak Opik, tawa lucu Pak Apep, guyonan Pak Hadi, senyum tenang Pak Opik RT, tanda sholat Pak Aang, imtihan di madrasah Pak Haji Tosin,atau mungkin papan tenis meja, yg menyatukan semua perangkat desa.
Cinta itu sederhana, datang dr tawa lucu Haifa, cengengnya Halfi, atau persahabatan dr Teh Hani.
Cinta itu sederhana, dia datang dr batang beluntas yg sekarang mati
Cinta itu sederhana, dia datang dr Arfa, Marsya, Renia, dan Delia.
Cinta itu sederhana, dia datang dr kata 'kocak', 'kawawaw', 'nengtet'.
Cinta itu sederhana, dia datang dr yel-yel untuk Teh Fitri yg lomba cerdas cermat, datang dr syifa dan ingusnya yg setia menemani, datang dr kelembutan Bi Imas dan Mang Jajang.
Cinta itu sederhana, datang dr Sansan ganteng yg baru saja sakit gigi.
Cinta itu sederhana, datang dr jembatan yg semakin cantik.
Cinta itu sederhana, datang dr poskesdes yg menyimpan sejuta misteti.
Cinta itu sederhana, datang dr Alfamart yg sering kami kunjungi.

Cinta itu sederhana, namun kekuatan cintalah yg bisa meraih segalanya.
Cinta itu sederhana tp kuat, buktinya dia bsa menumpahkan air mata orang terhebat di desa ini ketika mendengar kata 'perpisahan'.
Published with Blogger-droid v1.6.6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar