Sabtu, 24 November 2012

Tes Kebudayaan Daerah Khusus bagi Putra/i Daerah yang Ingin Merantau

Kalo ada yang bilang kamar mandi adalah tempat yang pas buat nyari inspirasi dan ketika 'nongkrong' adalah saat momental munculnya inspirasi, yah..nanda percaya itu, hehe
Jadi ceritanya gini, waktu itu nanda lagi atit iyut (red:sakit perut) dan jamban adalah tempat yang cucok. Waktu itu nanda masih tetep mikirin tentang rencana postingan tentang sejarah Riau, Gurindam 12, Hang Tuah Bersaudara, Ocu, tulisan arab melayu dan baaaaaaaaanyak lagi cerita budaya Riau yang pengen nanda share tapi ga tau mau mulai dari mana dan kapan, hihi. Waktu itu juga nanda sempet mikirin tentang placement test TOEFL preparation tanggal 15 Desember nanti. Tiba-tiba, nanda menemukan korelasi diantara dua pikiran itu --> Tes Kebudayaan Daerah Khusus bagi Putra/i Daerah yang Ingin Merantau. Yup, mungkin pikiran ini bisa menjadi salah satu bagian gagasan pelestarian budaya Indonesia. Karena, yang kita semua tau, tiap Provinsi bahkan Kabupaten di Indonesia punya satu kebudayaan khas, ntah itu ritualnya, makanannya, mitos-mitosnya atau mungkin pakaian dan artefak budayanya. Mungkin jika kita ingin Go internasional, yang harus kita bayangkan adalah bahwa negara luar itu hanya punya sedikit budaya, dan budayanya digembor-gemborkan sehingga kita juga jadi mengikuti budaya itu. Contohnya, musik Rap adalah budayanya orang afrika-amerika, shushi adalah makanan khas Jepang, dan Pizza adalah maestronya koki Itali.
jadi, tes kebudayaan yang nanda maksud adalah tes tentang kebudayaan daerah asalnya dia dan ini dilakukan sebagai syarat kalo si putra/i daerah tadi pengen merantau, ntah itu ke pulau seberang atau ke negeri seberang. Tesnya mirip tes TOEFL juga, tapi itu khusus untuk bahasa daerahnya. Sedangkan tes lain tentang budaya lainnya mungkin bisa dilakukan secara tertulis, gitu. Nah, mungkin tes ini bisa menjadi cambukan buat anak muda kalau dia harus mengenal budayanya dulu dengan baik baru boleh keluar dan boleh mempelajari dari budaya lain. Mungkin kalo dulu SD kita ada pendidikan budaya, nah tes ini bisa jadi sebagai prasyarat kita buat pergi ninggalin daerah asal. Sama aja kayak bahasa ingges dan tes TOEFL, dari SD juga kita belajar bahasa ingges tapi tetep aja kita butuh sertifikat tes TOEFL biar kita dinilai berkualifikasi buat pergi kemana-mana.
So, kita boleh aja pergi ke belaha dunia manapun, asal kita ga kalap dan lupa ama budaya kita sendiri. Tulisan ini juga tentunya jadi notice buat diri nanda sendiri biar belajar lebih banyak tentang kebudayaan Riau khususnya Kabupaten Kampar. Disini nanda punya potongan lagu daerah Kampar
Bak condo ikan di dalam lauik, ayinyo masin dagiongnyo mani juo
maksudnya: Kayak ikan di dalam laut, walaupun air laut itu asin, tapi daging ikannya tetep manis. Jadi, yang namanya identitas budaya, baiknya juga melekat di diri kita layaknya daging ikan laut yang tetep manis walaupun airnya asin ^_^

4 komentar: