Karena hidup ga selalu manis, kadang asem, ampe ga ketulungan asemnya, kayak strawberry.
Selasa, 02 Oktober 2012
Tanpa 'Pertama', Tidak akan ada 'Kedua'
Beberapa hari lalu (29-30/09/2012), di Himaiko lagi ngadain acara Family and Consumer Day (FnC) yang kelima. Tentunya, menjelang ke tanggal 29 itu banyak banget proses yang harus kita jalanin.Mulai dari pembentukan panitia, penguatan internal anggota, bekerja maksimal dan jor-joran di hari H. Nah, berawal dari pemilihan panitia nih. Di Himaiko ada beberapa divisi dan club, ada divisi Human Resources,Public Relation (Nanda kadivnya, hehe), divisi Entrepreneurship, Family Club, Consumer Club, Child Development Club, English Club.
Waktu itu setiap divisi dan club disuruh ngirimin dua perwakilannya buat jadi bakal calon ketua acara FnC ini.Terpilih lah satu orang temen seangkatan nanda, sebut aja bunga buat jadi ketua FnC, dan menurut pengakuan korban -apa deh- dia belum berpengalaman mengetuai acara segede gini dan dia minta bantuan dari temen2 semua. Siap Boss!.
Si bu ketu pun menunjukan talentanya dengan segera memilih kadiv-kadiv yang kompeten biar bisa gerak cepat. Karna kalo ga salah, pemilihan ketuanya itu pas bulan april apa mei gitu, dan kita punya target acara bakal running bulan September. Just a short time guys!!. Nanda pun ikut bantu di PDD, secara itu satu-satunya divisi yang nanda bisa, hehe. Tapi, nanda ga banyak bantu euy, jarang datang RG, ga pernah dateng radiv pula, hoho. Untungnya kadiv nanda yang cantik itu pengertian, nanda minta dia ngaasih tugas ke nanda dan dia ngasih tugas nanda buat bikin desain baju panitia sama spanduk dan nanda nawarin diri buat jadi operator pas hari H.
Nanda emang buta banget sama acaranya, sampe hari H dan evaluasi acara, nanda juga baru tau ternyata selama ini panitia baru rapim 3 kali (dengan alasan bocah2 pada KKP), pas radiv anggota BPH jarang ada (ga tau ga diundang, ga tau emang ga dateng), acara banyak rombakan bahkan sampai H-1. Uwooooww, Semua ngerasain itu men.
Tanggapan dari BPH dan steering committee-nya bilang 'Maaf, ini adalah pengalaman pertama kami menempati posisi ini, jadi maaf karna kami belum berkompeten dalam hal ini'. Oh meeeenn, tau cerita tentang 'cinta pertama' kan??. Pengalaman cinta pertama yang buruk bakal bikin kita takut untuk menjalani cinta kedua,ketiga, dan seterusnya. Gitu juga dengan pekerjaan di organisasi, orang-orang ga bakal percaya sama kinerja kita kalau di kesan pertama aja kita ga ngasih yang terbaik. Setiap semester baru, itu juga jadi pengalaman pertama buat kita, kalau kita ga ngejalaninnya dengan baik, tentunya kita ga bisa lewatin tahap berikutnya, kita kudu ngulang kuliah atau kalopun ga ngulang, kita bakal nyesel kenapa ga ngelakuin yang terbaik pas tau nilai kita jelek, ya ga??. Kita sama kok, pas TPB nanda buta banget dengan apa yg nanda jalanin sekarang, tapi dengan usaha keras dan kesan pertama yang nanda kasih yang mungkin baik, alhamdulillah sekarang nanda dapet kepercayaan buat ngerjain ini itu yang berhubungan dengan blog dan desain.
So, jangan jadikan pengalaman pertama itu excuse buat ga nunjukin kinerja terbaik kita. Karena, kita ga bisa bilang sesuatu itu yang 'kedua' tanpa ada yang 'pertama' ^_^
Label:
FnC,
Himaiko,
IKK,
IPB,
Kritik itu Boleh,
organisasi
Minggu, 23 September 2012
Bye-Bye Fever
Yup, ngeblog lagi setelah seminggu lalu nanda demam. Bener banget kata orang-orang kalo nikmat sehat kerasanya kalo kita lagi sakit, dan buat Nanda, nikmat ngelirik itu keresanya ya pas sakit kemaren, soalnya pas sakit kemaren mata nanda sakit banget kayak mau copot kalau dipake buat ngelirik :(.
Nah, untuk ngilangin rasa sakitnya itu, nanda nekat beli plester kompres penurun panas yang mereknya jadi judul postingan ini, plesternya emg dingin banget tapi tetep nanda belum sembuh cuma dengan sekali pakai.
Tiba-tiba nanda inget, kalo dulu pas masih dirumah nanda sakit, pasti semaleman emak nanda ga tidur karna harus ngejagain nanda yang sering ngigau ga jelas sama ngegantiin kain kompres yang cepet banget kering karna badan nanda panas. Tapi, karna disini ga ada emak, jadilah nanda dikompres pake plester yang hargan 10rb itu, lumayan men buat makan dua kali itu duit plester kompres, haha.
Trus nanda inget lagi, ternyata keberadaan plester kompres itu bisa ngerubah kebiasaan, fungsi, dan perananan ibu rumah tangga dalam mengasuh anaknya, pengorbanan waktu ibu yang dulu kerasa banget pas anaknya sakit, skrg udah ga ada lagi atau mungkin berkurang. Dengan alasan kepraktisan, ibu-ibu tinggal nempelin plesternya trus langsung bobo bareng anaknya, ga ada lagi ritual mengganti dan memeras kain kompres kalau anaknya sakit. Inilah transisi kehidupan keluarga yang diakibatkan oleh berkembangnya industri kreatif yang menawarkan kepraktisan dan kebutuhan. Namun sayangnya, keluarga ga butuh kepraktisan men, mereka butuh sesuatu yang bisa mendekatkan mereka, membuat hubungan anggota-anggotanya semakin hangat, ada pengorbanan, ga cuma pengorbanan uang tapi pengorbanan waktu.
Oke sekian, yuk mari pelajari apa yang terjadi di sekitarmu dan jadilah longlife leraner
Minggu, 09 September 2012
Ingin mengurangi efek pemanasan global?, Yuk konsumsi hasil pertanian tropika
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog IPB Blogging Day 2012Pertanian tropika merupakan pertanian di iklim tropis dengan tanaman asli dari iklim tropis tersebut atau dengan tanaman lain yang sudah di kultifar agar bisa berkembang dengan baik di iklim tropis. Nah, indonesia menjadi salah satu negara dengan iklim tropis yang saat ini juga sudah mulai mengembangkan pertanian tropika, dan IPB menjadi salah satu universitas yang menggagas berkembangnya pertanian tropika di Indonesia. Dalam tulisan ini saya tidak menulis panjang lebar tentang pengertian pertanian tropika tetapi lebih kepada pandangan saya terhadap potensi pertanian tropika dalam pengurangan efek pemanasan global yang dihasilkan oleh emisi gas buang. Saya sudah gerah mendengar pemberitaan tentang impor bahan2 pertanian dari luar negeri. Mulai dari gula, kedelai, bahkan sampai beras pun kita harus mengimpor. Memangnya, lahan pertanian di Indonesia kurang luas ya??. Saya rasa tidak, hanya saja pemerataan pembangunannya yang belum merata. Masih terpusat di pulau Jawa, padahal pulau-pulau lain masih luas lahannya untuk ditanami produk pertanian. Baiklah, soal kebijakan agraria negeri ini kita serahkan saja pada ribuan sarjana pertanian yang lulus dengan sangat memuaskan dan cumlaude. Semoga sarjana-sarjana itu tidak malu mamanggul gelar Sarjana Pertanian nya ketika rakyat di negerinya masih harus mengimpor ini itu. Melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan sesuatu yang pernah saya baca dari sebuah buku, mungkin sudah banyak juga orang membaca hal yang saya baca. Didalam tulisan tersebut, disebutkan bahwa ternyata kegiatan ekspor impor memberikan sumbangan emisi gas buang dalam jumlah besar. Tidak hanya itu, melalui kegiatan ekspor impor, sekian barel bahan bakar juga tercecer di perjalanan lintas negara. Saya sempat terpikir, jikalau kegiatan ekspor impor itu dikurangi, tentunya akan mengurangi efek pemanasan global dari emisi gas buang dan bahan bakar. Tidak masalah toh ketika kita harus mengonsumsi gula dari kebun tebu di Jawa Timur, apa umur kita akan bertambah sehari ketika kita lebih merasa 'keren' untuk mengonsumsi hasil pertanian impor dari benua sebelah?? Saya tidak bermaksud menyampaikan ketidaksetujuan tentang ekspor impor hasil pertanian, toh itu sudah menjadi kesepakatan antar negara dalam menjalin relasi dengan negara lain. Saya hanya memberikan pernyataan bahwa dengan mengurangi konsumsi hasil pertanian impor dan lebih memilih produk pertanian tropika dari Indonesia atau di negara-negara tropis yang masih dekat dengan Indonesia akan berpotensi pada pengurangan efek pemanasan global. Selain itu, dengan menghargai kerja keras petani dan inovator pertanian indonesia, akan menumbuhkan semangat bagi mereka untuk memberikan hasil pertanian tropika terbaik untuk kita. Maka dari itu, kita harus membuktikan kecintaan kita pada lingkungan dengan menghargai hasil pertanian tropika indonesia, kita harus menghargai kerja keras pejuang pertanian indonesia demi kemaslahatan perut kita bersama. http://repository.ipb.ac.id/ dan http://humas-protokoler.ipb.ac.id/
Sabtu, 08 September 2012
Yang tersisa dari KKP
Ini postingan beberapa foto KKP IPB 2012 di Desa Banjarsari, Kec. Bayongbong, Kab Garut
Sawah teraseri di Kampung Ciloa.
Petaniwati
Tukang Becak Alun-alun Kota Garut-Gedoeng Coklat Chocodot
Menuju ke Darajat Pass
Pengemis di Alun-alun
Mohon komentar dari temang-teman blogwalker semua yah, maklum fotonya jelek, masih belajar, hehe
Label:
Alam,
Banjarsari,
Bayongbong,
Foto.,
Garut,
Human interest,
Humanistic,
KKP
Bersiap untuk KRS B
Dalam tulisan ini, nanda ga mau nulis tentang carut marut permasalahan KRS yang ada di IPB, karna kayaknya udah banyak yg nulis gitu, hehe
Disini nanda nulis tentang hasil diskusi nanda dengan teman2 blogger IPB :)
Berawal dari sini:
selanjutnya...
masih berlanjut
Bahasanya semakin berbobot
Juru kunci rektorat udah dateng, hehe
cooling down
Beres
Maaf yah kalo gambarnya berantakan, hihi
Semoga hasil diskusi di grup blogger ipb ini bisa memberikan sedikit pencerahan dan pengertian dr mahasiswa untuk memahami kondisi DKSI IPB :))
Label:
DKSI,
IPB,
KRS,
krs.ipb.ac.id,
Mayor-Minor
Kamis, 06 September 2012
Corporate Social Responsibility, Angin Segar untuk Ketenangan Keluarga dan Kemaslahatan Konsumen.
Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Komunitas Fakultas Ekologi Manusia, Edisi 06/2012Berkembangnya sektor industri di Indonesia memberikan lapangan baru bagi tenaga kerja di Indonesia serta memberi sumbangan title ‘Negara berkembang’ bagi Indonesia. Industri atau perusahaan bagi Negara berkembang dapat menjadi solusi permasalahan ekonomi. Karena, melalui industri, nilai produk nasional dan pendapatan Negara akan meningkat. Dalam proses perkembangan Negara, industri dianggap sebagai faktor penting yang sangat membantu dan memberi sumbangan besar. Kreativitas individu juga dapat dengan mudah terpublikasikan melalui produk industri yang makin beragam setiap harinya. Namun sayang, keragaman tersebut membuat konsumen harus mengencangkan ikat pinggang mereka, harus semakin cermat, dan harus menundukan kepala terhadap perkembangan produk agar tidak tergoda pada segala bentuk promosi yang ada. Terlebih ketika indeks nilai tukar rupiah yang kecil, subsidi ini-itu yang dicabut satu persatu, masyarakat semakin tercekik dan terjepit. Jadilah barang-barang dengan harga murah menjadi primadona di pasaran, tidak peduli kualitasnya, yang penting kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi. Produsen pun lihai memanfaatkan momen tersebut, mereka gencar membuat produk dengan biaya produksi semurah mungkin, tujuannya: memperoleh keuntungan besar dan terlepas dari kemelut hidup melarat. Ibarat malaikat, meletup pulalah pemikiran orang-orang hebat yang memiliki perhatian terhadap kesejahteraan konsumen serta keberlanjutan produksi yang perusahaan sehingga dibentuklah suatu sistem baru bernama Corporate Social Responsibility atau yang biasa disingkat CSR. Dalam Undang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal terdapat istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau TJSP. Begitu juga dengan Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, didalamnya tercantum istilah tanggung jawab sosial dan lingkungan atau TJSL. Kedua istilah tersebut hampir mirip dengan CSR. Istilah tersebut dianggap sebagai regulasi pemerintah yang mengatur jalannya perusahaan dalam rangka mencapai sustainable industry atau industri yang berkelanjutan. Karena, dengan menjalankan CSR industri memperoleh kepedulian dari pemangku kepentingan (stake holders) industri. Lebih daripada itu, semangat ber-CSR juga muncul dari pihak industri sebagai misi memberi umpan balik kepada komunitas sekitar dan lingkungan. Keberadaan regulasi CSR ini memberikan angin segar bagi konsumen dan keluarga –yang anggotanya merupakan bagian dari konsumen- karena didalam CSR juga diatur regulasi dalam pemasaran yang memegang prinsip value cycle dimana tanggung jawab produsen tidak hanya berhenti hingga produk mereka dijual, tetapi produsen juga harus memastikan pengolahan limbah produksi dan sampah prosuknya hingga kembali menjadi faktor produksi (Haque, 2011). Siklus yang dijelaskan oleh Umair Haque secara tidak langsung mengandung unsur penjagaan kepuasan dan loyalitas konsumen dalam proses produksi suatu industri karena sebelum menjadi sampah tentunya produk tersebut sudah digunakan. Adapun datangnya kepuasan dan loyalitas konsumen sendiri berangkat dari produk yang memberikan kenyaman dan prestise ketika menggunakan produk tersebut. Hal lain yang tidak kalah penting untuk dipahami didalam CSR adalah bahwa kepuasan satu konsumen terhadap satu produk bukan berarti mematikan pangsa pangsar produk lain, karena keragaman produk merupakan faktor yang menyempurnakan pasar dan regulasi CSR pun tidak lupa untuk mengatur strategi pemasaran yang sehat. Selanjutnya dengan persaingan yang sehat, konsumen juga dapat memilih produk sesuai preferensi (kecenderungan) mereka. Karena pada dasarnya konsumen memerlukan produk yang beragam dan berkualitas baik dalam hal tipe produk, merek, bahkan kemasan sekalipun. Tidak akan ada pihak yang dirugikan dalam regulasi CSR. Kita sebaiknya sama-sama memahami bahwa regulasi CSR merupakan salah satu aturan yang mempertimbangkan kepentingan stake holders, masyarakat sekitar , konsumen, dan lingkungan. Semoga, dengan kebesaran hati industri untuk menerima regulasi CSR, tidak ada lagi kasus konsumen yang keracunan makanan, tidak akan ada lagi insiden luapan lumpur yang merendam pemukiman warga, dan tidak akan ada lagi konsumen yang tertipu melalui promosi yang menggiurkan sesaat. Semoga.
Senin, 03 September 2012
Eek cicak yang eksotis
Waktu masih sekolah, nanda suka banget ngelontarin pertanyaan yang aneh-aneh ke guru nanda, terutama ke guru fisika, kimia, ama biologi. Contohnya nanda pernah nanya ama guru fisika nanda pas SMA tentang bagaimana cara listrik mengalir didalam kabel, bagaimana caranya seseorang bisa berenang, trus kenapa ada orang yang bisa berenang dan ada yang ga??. Menurut nanda pertanyaan itu penting untuk dijawab sama guru nanda karna nanda ga tau jawabannya, hehe.
Sampai waktu itu -ga tau kapan jadinya ditulis 'itu' aja-, nanda nanya kenapa eek cicak itu warnanya unik, item putih kayak seragam anak SMK yang lagi magang atau seragam orang yang lagi mau ujian CPNS, trus guru fisika sekaligus guru kimia nanda bilang: Eek cicak itu bisa dua warna karna yang item itu fesesnya, sedangkan yang putihnya adalah urinnya alias pipis. Karena cicak ga pernah pipis, jadi zat yang seharusnya dikeluarkan lewat pipis itu dikapurkan terlebih dahulu sehingga nanti keluar bersamaan dengan feses dari lubang yang sama. Selain itu, coba deh kita amati, buat yang ga jijikan nih khususnya, eek cicak yang baru keluar tu rada becek, mungkin beceknya itu semacam cairan lubrikasi biar eeknya gampang keluar dan juga sebagian dari urin yang belum mengapur.
Bagaimana menurut kamu??, buat yang tau lebih mendalam silahkan share di mari karna sains itu luas :)
Label:
Cicak,
Ekskresi,
Feses,
Pencernaan,
Sains itu Cerdas,
Urin
Langganan:
Postingan (Atom)